Langsung ke konten utama

KOPI KAHAYYA, JEMBATAN MENUJU KESETARAAN

Kalian tukang jalan ? pernah ke Kabupaten Bulukumba, di Sulawesi Selatan ?






Destinasi anti-mainstream kabupaten Bulukumba

Bulukumba adalah destinasi utama para traveler jika mampir ke Sulawesi Selatan. Pantai Bira dan Bara yang eksotis dengan pasir putih dan laut yang bersih serta tebing Apparalang yang siap memacu adrenalin. Kebanyakan traveler hanya melihat sisi pesisir kabupaten ini. Kali ini saya akan explore sisi lain Bulukumba, sisi yang sangat berlawanan dengan pesisir yang lebih dahulu diburu para traveler. Gunung adalah sisi lain Bulukumba. Sisi lain yang belum banyak dikunjungi, bahkan oleh warga Bulukumba sekalipun. Berada di kaki gunung Bawakaraeng dan Gunung Lompobattang, Desa Kahayya menyimpan banyak pesona dan cerita. 



Cerita Desa Kahayya

"Kaha itu kopi, yya itu tempat jadi kahayya itu tempatnya kopi", Pak Marsan. Desa Kahayya, desa dengan alam yang kaya menyimpan banyak harta, sisi lain kota Bulukumba yang semakin berisik. Opsi lain jika berkunjung ke Bulukumba yang selama ini selalu bermuara ke wisata bahari. Tidak perlu lagi ke Malino (kawasan dataran tinggi di Sulawesi Selatan) untuk mencari hawa dingin, desa ini menawarkan udara yang sejuk dan bersih jauh dari polusi kota. Tempat yang tepat untuk menghilangkam penat dan mendetox tubuh. Desa kahayya berada di sisi Utara kota Bulukumba, berbatasan langsung dengan kabupaten sinjai. Akses menuju desa ini bisa melalui kabupaten Bantaeng dan kabupaten Bulukumba sejauh 160km dari kota Makassar, waktu tempuh sekitar 5-6 jam dari kota Makassar menggunakan mobil. Jalanan 90 % aspal sisanya berupa pengerasan dan beton yang mulai rusak kembali. Sy sarankan mengecek kembali kondisi kendaraan sebelum ke desa ini. Silahkan cek Google maps untuk menuju panduan menuju desa ini.


Destinasi Wisata Baru

Berkunjung ke desa kahayya menawarkan banyak pengalaman. Di desa ini banyak opsi untuk menginap bisa dengan camping atau bisa jg dengan menginap di rumah warga (homestay). Saya merekomendasikan Menginap di rumah warga, menambah pengalaman baru bercengkrama dengan warga dan menikmati suguhan khas desa kahayya yaitu kopi. Di desa ini ada spot foto yang dinamakan donggia, daerah ini berupa bukit dengan pemandangan yang terbuka kaki gunung lompobattang dan kabupaten Sinjai, sekilas mirip gunung nona di Enrekang. Selain wisata alamnya desa ini jg menawarkan ekowisata berupa hasil bumi yaitu kopi.





Kopi Organik

Kopi, hasil bumi desa kahayya diolah secara organik tanpa bahan kimia. Pertama kali sampai di desa ini langsung disuguhkan teh kopi oleh pak Marsan, nah anehkan ada teh tapi rasa kopi. Teh kopi ini berasal dari daun kopi yang diolah menjadi teh. Rasanya seperti teh tapi ada rasa khas kopi didalamnya, awalnya aneh namun lama kelamaan akan terbiasa. Minum teh atau kopi di kahayya lebih baik tanpa gula supaya rasa khas kopinya terasa."Dulu itu, kopi hanya untuk kalangan kerajaan jadi petani hanya bisa ambil daun nya untuk direbus", kata pak Marsan Menjelaskan sedikit sejarah kopi di Kahayya. Pak Marsan seorang kepala dusun di desa Kahayya, sosok inspiratif bapak pembangunan desa kahayya. Bapak pembangunan ?, Julukan itu sesuai dengan apa yg dilakukan pak Marsan, beliau membangun desanya ditengah keterbatasan. Jauh sebelum Pak Jokowi mencanangkan pembangunan di mulai dari desa, pak Marsan telah melakukannya, mulai dari memulai pembangunan microhydro (pembangkit tenaga listrik dari air) secara gotong royong, belajar berkebun dari YouTube dan google di titik akses internet desa Kahayya (rumah kebun yang memiliki koneksi internet), sampai belajar mengolah kopi yang baik.  




Inklusi, Usaha keluar dari zona Ekslusif, menuju kesetaraan  

"2015 belum ada jalanan beton, dari pertigaan terakhir jalanan kita jalan kaki untuk sampai desa kahayya", kata Mulyadi , salah satu anggota Sulawesi Community Foundation (SCF). 2015 saat dimana Kahayya belum dikenal, jalan belum di aspal, pengolahan kopi belum maksimal, lahan belum banyak dimanfaatkan, bahkan harta Karun (kopi) itu belum dilirik. SCF hadir memfasilitasi warga desa kahayya dalam berbagai kegiatan edukasi pengolahan kopi dan meditor antara pemerintah kabupaten Bulukumba dengan dukungan dari The Asia Foundation Program peduli. Program peduli bertujuan untuk masyarakat yang tereksklusi menjadi setara dan semartabat dengan masyarakat lainnya. Desa kahayya terekslusi oleh kondisi alam dan sulitnya akses yang menyebabkan potensi desa ini tidak dilihat dunia luar. Program peduli yg dikawal oleh SCF selama tahun 2015 sampai saat ini (12/17)  bersama warga desa melakukan upaya upaya agar desa kahayya tidak terekslusi. Sampai pada 2016 berita tentang kopi kahayya sampai ditelinga pemerintah Bulukumba, ini menjadi titik pembangunan desa kahayya, pembangunan jembatan perubahan menuju kesetaraan dengan dunia luar. Di akhir 2017 ini pemerintah sudah merencanakan dan menggerakkan belasan SKPD terkait dalam penganggaran 2018 untuk pembangunan desa kahayya menjadi desa tujuan wisata.






HIDUP ITU PERJALANAN, MAKA LAKUKANLAH PEEJALANAN UNTUK KEHIDUPAN


Komentar

  1. Sesuai nama blognya, tulisan ini mencapture dengan baik segala kemenarikan dari Kahayya. Keren!

    BalasHapus

Posting Komentar